Ryu Kintaro dan Sang Ayah
NewJakarta – Nama Ryu Kintaro lagi ramai dibicarakan. Bukan cuma karena ia aktif sebagai konten kreator yang dekat dengan anak muda, tapi juga karena langkah beraninya mengangkat jamu lewat brand Tjap Nyonya Kaya. Dengan gaya kreatif, inovasi, dan sentuhan digital, Ryu berhasil bikin jamu tampil lebih kekinian dan relevan dengan gaya hidup sehat masa kini.
Di balik kesuksesan itu, ada sosok penting yang nggak bisa dilupakan: sang ayah, Christopher Sebastian. Sudah lama berkecimpung di dunia usaha, Christopher jadi mentor pertama Ryu. Ia menanamkan nilai kerja keras, disiplin, dan integritas sejak kecil, sambil berbagi cerita jatuh-bangun bisnis yang penuh perjuangan.
“Papa selalu bilang, bisnis bukan sekadar hitung-hitungan untung rugi. Bisnis itu soal tanggung jawab, soal bagaimana kita membawa manfaat untuk orang lain,” kata Ryu suatu kali.
Dari sana, Ryu belajar banyak. Meski begitu, ia memilih jalannya sendiri. Kalau sang ayah lebih mengandalkan insting dan pengalaman lapangan, Ryu mengandalkan kreativitas, storytelling, dan kampanye di media sosial. Hasilnya? Café jamu Tjap Nyonya Kaya justru jadi hits, terutama di kalangan anak muda yang dulu mungkin menganggap jamu kuno.
Christopher sendiri nggak keberatan dengan gaya berbeda anaknya. Malah, ia merasa bangga. “Saya bangga melihat Ryu tidak hanya mengikuti jejak saya, tapi berani melangkah dengan cara berbeda. Itu artinya dia benar-benar belajar,” ujarnya.
Meski kadang beda pendapat, keduanya selalu ketemu titik temu. Ayah memberikan fondasi, anak membawa ide segar. Kombinasi itu bikin bisnis keluarga mereka relevan sekaligus bertahan di tengah persaingan.
Kisah Ryu dan Christopher jadi bukti bahwa bisnis lintas generasi bisa kuat kalau ada saling dukung. Bukan sekadar mewarisi, tapi juga berani berinovasi. Tradisi dari ayah berpadu dengan visi anak, jadilah jembatan antara masa lalu dan masa depan.
