Ade Ratnasari dan Budiman Tiang Berdamai
NewJakarta — Polemik antara pelapor perempuan bernama Ade Ratnasari dan Budiman akhirnya mencapai titik damai. Setelah sebelumnya membuat laporan ke Komnas Perempuan, Ade menyampaikan bahwa persoalan tersebut kini diselesaikan secara kekeluargaan.
Kunjungan Ade ke Komnas Perempuan hari ini disebut sebagai bentuk apresiasi atas dukungan lembaga tersebut selama proses berlangsung.
Ade sebagai pelapor mengatakan “Saya datang untuk berterima kasih. Komnas Perempuan sudah sangat membantu sejak laporan pertama saya. Tapi hari ini saya jelaskan alasan kenapa saya memutuskan berdamai dengan Pak Budiman. Setelah diskusi langsung, saya paham bahwa semua ini murni salah paham,” ujarnya.
Ade menjelaskan bahwa penyebab utama persoalan ini adalah kesalahpahaman pada pertemuan awal, di mana dirinya sempat dikira laki-laki dan Waktu pertama kali berhadapan, ada yang mengira saya laki-laki. Pak Budiman pun menyapa dengan ramah, merangkul sambil bilang ‘Halo, bro’. Saat saya berbicara, barulah beliau kaget. Dari situlah salah paham itu muncul.”
Menurut Ade, dirinya sempat mengambil langkah formal karena merasa situasi menegangkan, namun pada akhirnya komunikasi terbuka menjadi jalan penyelesaian.
“Ada pepatah ‘tak kenal maka tak sayang’. Setelah kami bicara, saya melihat sisi beliau yang humble, sangat menjunjung profesionalitas, dan tidak berniat menyakiti saya. Jadi memang ini hanya miskomunikasi.”
Ade menegaskan keputusan berdamai diambil tanpa tekanan, melainkan karena memahami duduk persoalan secara utuh dan Saya bangga pada diri saya karena berani mencari keadilan, tapi ketika saya tahu kebenarannya, saya harus jujur pada publik, saya melihat sendiri bagaimana beliau menghadapi proses hukum lain, dan saya merasa tidak adil kalau saya menyimpan kesalah pahaman ini, tegasnya”.
Ia juga mengakui adanya dampak personal dari polemik tersebut.
“Masalah ini sempat membuat keluarga saya terguncang, tapi setelah semuanya jelas, suami saya memahami, saya tidak mau masalah ini jadi alat pihak lain memperkeruh keadaan.
Kini Ade menyatakan dirinya hadir sebagai kawan dan berharap proses hukum lain yang sedang dihadapi Budiman berjalan secara objektif.
“Kalau beliau salah, biarlah hukum berjalan. Tapi kalau beliau benar, beliau juga harus dilindungi.”
Ade juga meminta perhatian aparat terkait proses hukum di Bali, saya mohon aparat di Bali bisa melihat semua fakta dengan jernih. Beliau orang baik dan saya berharap keadilan untuk semua pihak, sebagai penutup, Ade menyampaikan pesan penting soal penyelesaian konflik.
,Jangan sampai kita diperalat oleh situasi atau emosi. Seribu teman tidak cukup, satu musuh kebanyakan. Saya belajar dari ini”.
