
Newjakarta.com – Selebgram, politikus, dan penasihat hukum Ade Ratnasari kini mengaku trauma dan kapok banget mendatangi Kakaktua Resto Medan. Pengalamannya baru-baru ini di lounge ternama itu bikin dia sangat kecewa, apalagi setelah tahu ada dugaan perilaku enggak profesional dari oknum manajer bernama Andre dan sikap manajemen yang Ade sebut “anti kritik.”
Ade Ratnasari menjelaskan, semua bermula dari masalah pribadinya dengan seorang DJ wanita di resto itu. Dia menegaskan, saat itu enggak ada keributan berarti di sana. “Pas aku ada masalah internal dengan talent DJ, itu kan baik-baik tidak membuat keributan di dalam,” ujar Ade saat dihubungi. Bahkan, sebelum Ade pergi, dia sempat bagi-bagi uang ke manajer, staf, dan kru live music sebagai tanda terima kasih atas simpati mereka.
“Aku tidak ada buat keributan di situ. Jadi, setelah itu manajernya ikut ke parkiran dan menyampaikan bahwa atas nama Kakaktua mereka menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanannya,” kenang Ade. Enggak cuma itu, oknum manajer Andre, yang diketahui manajer Kakaktua, bahkan memberi janji. “Pegang ucapan saya, si manajernya ini ya, Kakaktua masih di lingkungan Kakaktua pada malam itu, bahwa tidak akan lagi mengundang si talent DJ tersebut yang diketahui adalah DJ Nay,” tutur Ade. Janji itu didengar langsung sama rekan dan sopirnya malam itu. Ade cuma bilang terima kasih lalu langsung cabut ke hotel bandara.
Janji Manis dari Oknum Staff Tersebut Berujung Kekecewaan
Eh, ternyata janji manis itu cuma sebentar. Empat hari kemudian, oknum manajer Andre ini nge-chat Ade secara pribadi lewat WhatsApp. “Dia chat saya secara pribadi dengan screenshot IG si talent DJ itu, ya, DJ Nay itu,” ungkap Ade. Yang bikin Ade kaget, Andre bahkan menyebut DJ tersebut dengan kata yang sangat kasar. “Nah, setelah dia screenshot, dia menyampaikan bahwa anjinglah dia menyebut si talent itu dengan kata anjing,” tambah Ade.
Enggak cuma itu, Andre juga nelpon Ade dan nyaranin biar DJ Nay di-blacklist dari beberapa klub, katanya sih dia punya kenalan di sana. “Namun respons saya adalah menolak dan sudah mengikhlaskan permasalahan tersebut,” tegas Ade.
Beberapa minggu kemudian, kekecewaan Ade makin menjadi-jadi. “Tapi pada faktanya mereka tetap mengundang,” kata Ade, soal DJ Nay yang balik lagi tampil di Kakaktua Resto. “Jadi, mereka tidak konsisten dengan ucapannya dan bahkan ketika saya menyampaikan kritikan saya, malah mereka tidak menerima dan menyalahkan kritikan saya kepada Kakaktua itu sendiri.” Ade jelas banget merasa kecewa. “Seharusnya, sebagai pengelola atau tempat hiburan, dia harusnya meminta maaf atas perkataan dari stafnya yang tidak bisa konsisten dan akan segera menegur. Bukan malah menyalahkan, balikan pelanggan itu,” jelasnya.
Dugaan Pemanfaatan dan Permintaan Tinjau Ulang Izin
Ade Ratnasari, yang juga seorang politikus, menduga ada motif tersembunyi di balik sikap oknum manajer ini. “Saya sebagai tamu atau customer yang datang ke Kakaktua merasa kecewa dengan cara mereka memanfaatkan situasi, di mana mereka mendapatkan uang, berjanji tidak akan mengundang, eh, tahu-tahu diundang kembali.” Dia merasa oknum itu cuma pengen memanfaatkan masalah pribadi Ade buat keuntungan mereka. “Pelanggan punya masalah pribadi, kok si, apa, gender Kakaktua ini ikut campur di dalamnya. Padahal tidak ada permasalahan di dalam kafenya. Hanya mereka ingin tahu apa urusan saya dengan talent saat itu, gitu,” jelas Ade. Padahal, dia udah cerita pribadi dan baik-baik, bahkan kasih uang sebagai apresiasi.
Melihat pengalaman pahit ini, Ade Ratnasari mendesak Pemerintah Kota Medan buat serius meninjau ulang izin dan pajak Kakaktua Resto. “Saya meminta kepada pemerintah Medan agar meninjau ulang, ya, meninjau ulang tempat tersebut. Dan saya periksa secara perizinan dan pajaknya, apakah sudah sesuai mekanisme dan kelayakannya, gitu. Supaya ke depannya tidak ada lagi hal-hal yang diperbuat atau dimanfaatkan,” pungkas Ade. Dia berharap, kejadian kayak gini enggak terulang lagi dan pelanggan lain enggak mengalami trauma yang sama.