
Jakarta – Ketum Barisan Kesatria Nusantara (BKN), Gus Roffi, mengajak warga untuk melihat langsung keindahan dan perkembangan kawasan wisata PIK2. Bersama Wan Bek, Gus Irfan, Sandy Tumiwa, serta Duta Pendidikan Alma Alfianita, mereka mengunjungi Taman Bhineka, dan Menara Syariah. Acara ini juga dihadiri oleh Majelis Ta’lim Sabilillah Jakarta Timur pada Minggu, 23 Februari 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Roffi menegaskan bahwa banyak informasi keliru mengenai proyek strategis nasional (PSN) di dekat PIK2. Ia menjelaskan bahwa lahan PSN sebenarnya adalah tanah Perhutani yang dialokasikan pemerintah untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata hijau, seperti hutan mangrove dan taman safari.
“Selama ini banyak berita miring di media sosial, terutama terkait Patung Naga di PIK2. Ada yang menyebut sebagai bentuk ‘Cinaisasi’, padahal ini hanya strategi marketing untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” ujar Gus Roffi.
Ia juga menyoroti investasi besar yang dilakukan PIK2 dalam mengembangkan kawasan tersebut, termasuk penyediaan dana sebesar Rp40 triliun yang tidak boleh digunakan untuk pembangunan perumahan, melainkan hanya untuk wisata dan pelestarian lingkungan.
Duta Pendidikan Alma Alfianita turut mengapresiasi perkembangan kawasan PIK2 yang menurutnya berdampak positif bagi generasi muda, terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang bisnis.
“Dengan adanya pembangunan ini, banyak peluang kerja baru yang terbuka, terutama bagi Gen Z yang saat ini kesulitan mencari pekerjaan. Jika dikelola dengan baik, PIK2 dapat menjadi wadah untuk bisnis, inovasi, dan pengembangan karier bagi anak muda,” kata Alma.
Selain itu, Alma menekankan pentingnya keseimbangan antara proyek pembangunan dan kelestarian lingkungan. “Pembangunan harus berkelanjutan, sehingga keseimbangan antara proyek dan kelestarian alam tetap terjaga,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya transparansi dalam proyek strategis nasional (PSN). “Transparansi dalam PSN dan dampak sosial-ekonomi PIK2 harus dikawal bersama, agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” tegasnya.
Kunjungan ini ditutup dengan perjalanan ke Menara Syariah dan Masjid Agung PIK2 untuk melihat langsung fasilitas keagamaan yang tersedia di kawasan tersebut. Gus Roffi menegaskan bahwa informasi mengenai minimnya tempat ibadah di PIK2 adalah tidak benar.
“Di PIK1 dan PIK2, ada 24 masjid dan musala. Bahkan, setiap gereja di sini juga memiliki musala untuk para pekerja Muslim,” jelasnya.
Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai perkembangan kawasan PIK2 dan dapat melihat sendiri manfaat dari proyek ini, baik dari segi wisata, ekonomi, maupun lingkungan.